Mitigasi Perubahan Iklim Muda Mudi Bumi Saat Travelling

2 komentar

mitigasi perubahan iklim
Photo: Rahma


Mlaku wae, mbak.” (Jalan kaki aja, mbak)


Di atas adalah kalimat adik saat aku menyiapkan sepeda motor untuk pergi berbelanja. Ya, tujuan kami memang hanya warung tetangga. Kalau diukur jarak, tentu bisa dibilang dekat. Aku setuju, lalu mengikuti langkah adikku.


Meski sederhana, langkah kaki kami berperan dalam menjaga bumi tercinta. Kok bisa? Iya dong, kami mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh sepeda motor. Pun meminimalisir polusi suara dampak dari laju motor. Nggak cuma jaga bumi ini mah, tapi juga terhindar dari ocehan emak-emak yang sedang menimang buah hatinya.


Perubahan Iklim


Pengembangan teknologi baru merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam skenario iklim. Representative Concentration Pathways (RPC) adalah generasi terkini dari skenario yang menyediakan masukan mengenai model-model iklim. Selain teknologi, pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.


Skenario iklim ini telah lama digunakan untuk menganalisis situasi yang pengaruhnya tidak menentu. Sadar kan ya kalau akhir-akhir ini musim panas dan hujan kadang tak sesuai perkiraan seperti pada pelajaran IPA. Itulah pentingnya mitigasi perubahan iklim sejak dini.


Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu udara dan curah hujan dalam jangka panjang, mulai dari dasawarsa hingga jutaan tahun. Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.


efek rumah kaca
Photo: ditjenppi.menlhk.go.id


Bahaya Perubahan Iklim


Cuaca tiba-tiba panas atau tiba-tiba hujan menjadi salah satu dampak perubahan iklim. Pastinya bikin repot plus emosi. Bayangin produsen kerupuk yang semangat menjemur kerupuk tiba-tiba diserbu air hujan. Ambyarrr!! Atau petani yang bahagia karena jadwal musim hujan tiba, ternyata kemarau masih panjang. Pusing pastinya.


Dari analisis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dampak perubahan iklim lainnya, yaitu:

1. Kualitas dan Kuantitas Air

Curah hujan yang tinggi dapat menurunkan kualitas air. Pun membuat kuantitas air bersih berkurang lantaran arus air lebih cepat kembali ke laut.

2. Perubahan Habitat

Kenaikan batas air laut, pemanasan suhu bumi, banjir, dan badai akan membawa perubahan pada rumah alami bagi binatang, tumbuhan, dan organisme. Pada tahap parah, perubahan habitat bisa menyebabkan kepunahan binatang dan tumbuhan (yang menyerap karbondioksida). Kepunahan ini akan berakibat pada teganggunya ekosistem dan rantai makanan.

3. Meningkatnya Gas Rumah Kaca

Pohon-pohon di hutan bisa mengering sendiri akibat suhu dan perubahan iklim. Kematian pohon akan membuat penyerapan karbondioksida berkurang. Karbondioksida dan gas rumah kaca pun meningkat drastis.

4. Wabah Penyakit Meningkat

Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan penyebaran wabah penyakit yang mematikan, misalnya malaria dan demam berdarah. Hal itu karena nyamuk pembawa virus hidup dan berkembang biak pada cuaca yang panas dan lembab.

5. Berkurangnya Lahan Pertanian

Suhu yang terlalu panas dan kurangnya ketersediaan air dapat merusak lahan pertanian. Jika dibiarkan, produktivitas petani menurun, akibatnya hasil panen berkurang.


muda mudi bumi
Photo: Rahma

Nah, kita sebagai #MudaMudiBumi harus ngapain dong? Yaps, harus ikut mitigasi. Upaya mitigasi perubahan iklim bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kita bisa mulai dengan hal-hal sederhana dalam aktivitas harian, lho.


Aku suka berkunjung ke destinasi wisata alam. Jika direncanakan dengan baik, aktivitas travelling dapat diisi dengan mitigasi. Let’s me tell you...


#TimeforActionIndonesia Saat Travelling


Siapa yang suka travelling? Meski menyenangkan, kegiatan wisata alam dapat menjadi ancaman bagi ekosistem. Alangkah baiknya kita bijak berwisata. Caranya?

1. Simpan dan Buang Sampah Pada Tempatnya

Buang Sampah
Mengambil sampah di lokasi wisata Photo: Rizkika

Simpan sampah bekal makanan kamu ke dalam kantong, lalu buang di tempatnya. Akan lebih bagus jika kamu memasukkan sampah ke bak sesuai dengan jenisnya. Sekarang kan sudah banyak tempat wisata yang menyediakan tempat sampah organik dan anorganik, bahkan ada yang mengelompokkan plastik dan kaca secara terpisah. Bila lokasi tempat sampah jauh, atau tidak ada tempat sampah di lokasi tersebut, bawa pulang sampah kamu sendiri. Aku dulu awalnya malu menenteng plastik sampah sepulang wisata, tapi hal kecil ini punya peran penting dalam kesehatan iklim, lho. Jangan malu berbuat baik, ya.

2. Tidak Merusak Tumbuhan

Pemandangan alam memang menyilaukan mata. Kita seakan menemukan surga saat menikmati pesonanya. Jangan lengah, tumbuhan adalah penyeimbang. Tumbuhan melakukan fotosintesis dengan menyerap gas karbondioksida. Selanjutnya tumbuhan menghasilkan oksigen yang kita butuhkan. Sayangi keberadaan tumbuhan dengan melindunginya.

“Memetik sehelai daun akan mengurangi kebutuhan (oksigen) kita.”

3. Membawa Bekal Dengan Tas Kain


tote bag travelling
Photo by Monica Turlui from Pexels

Travelling dengan membawa kantong plastik memang simpel, tapi dampaknya? Buruk! Sampah plastik harus mengendap selama ratusan tahun sebelum terurai. Selain mencemari tanah, sampah plastik di sungai bisa menyebabkan banjir. So, kemas bekal makanan dan pakaian dengan tas carrier, backpack, atau totebag kain.

4. Utamakan Transportasi Umum

Menggunakan kendaraan umum saat bepergian dapat mengurangi emisi. Usahakan naik transportasi umum ketika travelling. Toh sekarang moda transportasi di negara kita sudah lengkap. Nah, memilih jalan kaki untuk jarak dekat juga bisa menjaga lingkungan, lho.


Aku berterima kasih banget sama adikku yang lebih sering mengajak jalan kaki saat bepergian jarak dekat. Pun bangga pada adikku satunya yang mengajarkanku untuk terus mencintai lingkungan dengan membawa pulang sampah ketika tak menemukan tempatnya.


Saya bersumpah akan membawa pulang sampah bila tak menemukan tempatnya di lokasi wisata. #UntukmuBumiku


References:

ditjenppi.menlhk.go.id 


Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

2 komentar

Posting Komentar