Selamat Hari Kusta Sedunia!
Hari Kusta Sedunia (World Leprosy Day) diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam edukasi penyakit kusta. Jujur saja, di lingkungan tempat tinggalku masyarakat banyak yang belum tau apa itu kusta, bagaimana gejala penyakit kusta, dan bagaimana cara mengobati kusta. Padahal pemerintah melalui tenaga kesehatan, puskesmas, dan lembaga terkait sudah gencar memberikan edukasi.
Hari Kusta Sedunia diperingati setiap tanggal 29 Januari. Peringatan ini sekaligus digunakan sebagai pengingat masyarakat bahwa penyakit kusta masih bisa menyerang kapan saja. Namun cara penularannya tidak langsung, jadi bisa dihindari. Jika tertular pun bisa mendapatkan obat gratis dari puskesmas setempat.
Apa Itu Kusta?
Sebelum berbicara lebih jauh tentang edukasi kusta, kita kenali dulu yuk apa itu kusta! Penyakit kusta merupakan infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Leprae. Kusta pada umumnya bisa disembuhkan asal mau berobat rutin dan minum obat sesuai jadwal.
Sayangnya stigma buruk masyarakat masih menempel erat pada penyintas kusta. Banyak orang yang belum paham bahwa penularan kusta tidak bisa terjadi jika hanya berjabat tangan, bertatap muka, makan bersama, menghadiri event bersama, atau duduk bersebelahan. Banyak yang menganggap bahwa "dekat-dekat" dengan penyintas kusta bisa langsung tertular.
Faktanya penularan kusta membutuhkan kontak erat jangka panjang. Misalnya keluarga penyintas yang setiap hari bersentuhan, tinggal bersama, dan menggunakan barang secara bersamaan. Tapi ingat ya, kalau cuma kontak sehari dua hari nggak akan tertular. Kontak erat jangka panjang itu misalnya 6 bulan, 1 tahun, atau lebih lama daripada itu.
Hari Kusta Sedunia
"Mungkin dengan peringatan seperti ini bisa membuat kesadaran kita naik," kata Bu Hana.
Aku mengetahui hari kusta sedunia saat mengikuti live streaming KBR dan NLR Indonesia di YouTube. Narasumbernya ada Bu Hana Krismawati, M.Sc dari Pegiat Kusta dan Analis Kebijakan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan - Minister Office) dan Pak Agus Wijayanto MMID, Direktur Eksekutif NLR Indonesia.
Saat ini Indonesia menempati urutan ketiga kasus kusta tertinggi di dunia. Selama 10 tahun terakhir ada 18.000 kasus yang tersebar di berbagai daerah. Parahnya lagi, penyakit kusta bisa menimbulkan disabilitas. Itulah mengapa sosialisasi kusta sangat diperlukan hingga ke tingkat paling bawah, yaitu keluarga.
Menurut Bu Hana, upaya mengurangi kasus kusta harus dilakukan bersama-sama, baik pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum. Alhamdulillah, saat ini makin banyak program untuk eliminasi kusta. Seperti kita ketahui, 2 tahun terakhir Indonesia dan dunia fokus pada penanggulangan Covid-19 sehingga upaya mengurangi penyakit lain cenderung dinomorduakan.
Peran NLR Indonesia
NLR Indonesia merupakan yayasan yang berdiri tahun 2018. Visinya ingin membuat Indonesia bebas kusta 100%. Jadi misinya adalah tidak ada lagi penularan, tidak ada lagi disabilitas kusta, dan tidak ada lagi stigma kusta. NLR Indonesia juga memiliki Program SUKA (Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta).
NLR Indonesia tidak bekerja sendiri. Mitra utama yaitu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Yayasan ini ingin berkontribusi menjadi bagian dari Indonesia bebas kusta. Saat ini NLR Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kesehatan di tiap daerah. Namun juga dibutuhkan integrasi dengan masyarakat umum.
NLR fokus memberikan edukasi kepada penyintas kusta, perangkat desa, hingga masyarakat umum. Menurut Pak Agus, NLR juga ingin mendorong Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) agar tetap semangat menjalankan kehidupan, bisa bekerja dengan normal, dan bebas dari stigma.
Tantangan terbesar OYPMK adalah akses. Ya akses pekerjaan, akses informasi, hingga akses berjejaring. Bahkan ada penjual makanan OYPMK yang tidak didatangi pembeli karena pembeli takut tertular.
"Kami tetap mengalokasikan sumber daya untuk mensupport kawan-kawan petugas kusta di Puskesma," kata Pak Agus.
Semoga Hari Kusta Sedunia bisa meningkatkan kesadaran masyarakat umum agar lebih bijak bersikap. Termasuk mengedukasi diri sendiri agar tidak mudah termakan hoax, tidak mudah memberikan stigma kepada OYPMK, dan mau menjalin kehidupan sosial yang normal dengan teman-teman OYPMK.
Posting Komentar
Posting Komentar