Kisah OYPMK Berdaya Dalam Proses Meraih Karir Terbaik

Posting Komentar

OYPMK
Ruang Publik KBR

Pernahkah mendengar istilah OYPMK atau Orang yang Pernah Mengalami Kusta? Yes, orang yang sudah sembuh dari penyakit kusta terkadang masih dipandang sebelah mata. Padahal penyakit kusta tak serta merta menular dari satu orang ke orang lain. Penyakit kusta hanya bisa menular lewat lendir dari hidung atau ludah.


Kusta atau lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta tidak akan menular dengan mudah, biasanya orang tertular kusta karena sudah melakukan kontak dalam waktu yang lama dengan penderita. Namun keluarga penyintas tak boleh khawatir, kunci dari terputusnya penularan kusta adalah menjaga kebersihan dan mendampingi konsumsi obat penderita hingga sembuh.


Kusta tidak akan menular hanya karena berjabat tangan, duduk bersama, atau berhubungan seksual. Penyakit ini juga tidak menular dari ibu ke calon bayinya. Penyakit ini menimbulkan gangguan pada mata, kulit, hidung, dan saraf. Namun demikian, penderita kusta bisa sembuh dan beraktivitas kembali layaknya orang normal.


Kisah Mahdis Mustafa, OYPMK yang Jadi SPV


Mahdis Mustafa
Mas Mahdis di Ruang Publik KBR

Beberapa hari yang lalu aku mendengarkan Ruang Publik Kantor Berita Radio (KBR) yang bekerja sama dengan NLR Indonesia. Topik yang dibahas yaitu “Peran Pemerintah Dalam Upaya Peningkatan Taraf Hidup OYPMK”. Dalam acara ini ada 2 narasumber yang berbagi pengalaman, wawasan, dan inspirasi, yaitu bapak Agus Suprapto, DRG. M.Kes dan mas Mahdis Mustafa.


“Saya merasa OYPMK masih mampu. Kami tetap semangat,” kata mas Mahdis mengawali sharing session hari itu.


Mas Mahdis adalah OYPMK berdaya yang kini sudah menjadi SPV cleaning service di PT Azaretha Hana Megatrading. Mas Mahdis mengawali karir dengan meminta izin kepada tenaga kesehatan di rumah sakit saat beliau masih dirawat. Mas Mahdis ingin membersihkan kamar rawat inapnya sendiri agar tidak bosan selama menjalani perawatan.


Mas Mahdis mendapatkan diagnosa kusta saat berusia 25 tahun. Mulanya orang tua mas Mahdis merahasiakan penyakit yang dideritanya. Petugas rumah sakit juga menyampaikan bahwa mas Mahdis mengalami alergi, sesuai keinginan orang tua mas Mahdis. Hingga suatu hari mas Mahdis tak sengaja melihat label obat yang diminumnya, ternyata adalah obat untuk kusta atau lepra.


Menurut mas Mahdis stigma terhadap kusta itu masih tinggi, terutama di daerah. Dengan tekad memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri, mas Mahdis tak henti mencari peluang kerja. Sejak awal proses reqruitment, mas Mahdis memberitahu kepada HRD bahwa dirinya adalah OYPMK. Akhirnya mas Mahdis bisa bekerja setelah bergabung dengan perusahaan outsourcing. 


Saat ini mas Mahdis bekerja sebaga SPV cleaning service di salah satu rumah sakit daerah Makassar. Mas Mahdis memimpin 2 tim, yang sebagian besar anggotanya juga OYPMK. 2 tim itu terbagi dalam pekerjaan area gedung dan luar gedung (taman dan halaman). Total tim yang dipimpin oleh mas Mahdis sekira 20 orang. Untuk area taman ada 9 OYPMK dari 10 anggota.


Dari Diskriminasi Jadi Hepi


“Dulu ada penolakan kasar. Kemarin bikin kelompok bisa gabung dengan non OYPMK. Mereka hepi bisa berbaur dengan teman kerja lainnya,” kata mas Mahdis saat ditanya tentang lingkungan kerja di rumah sakit.


Saat awal bekerja di rumah sakit, OYPMK tidak diperkenankan untuk bekerja di ruangan khusus, misal apotek atau ruangan yang berpotensi untuk bertemu dengan orang luar. Mas Mahdis dan tim biasanya bekerja di taman atau ruangan lain.


Nah, seiring berjalannya waktu, tim HRD dan dan masyarakat paham bahwa OYPMK bisa bekerja sama dengan orang lain tanpa risiko penularan yang tinggi. Kini mas Mahdis dan tim selalu bahagia dan bisa bekerja dengan baik.


Peran Pemerintah Dalam Peningkatan Taraf Hidup OYPMK


Agus Suprapto
Bapak Agus di Ruang Publik KBR

Narasumber yang kedua dalam Ruang Publik KBR adalah bapak Agus Suprapto, DRG. M.Kes, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK RI. Bapak Agus berpesan agar masyarakat tidak mendiskriminasi OYPMK.


“Kunci dari kusta adalah kebersihan. Medan kasusnya tinggi, nanti akan ada perbaikan tata kota,” terang Bapak Agus.


Berdasarkan dari Kementerian Kesehatan per 24 Januari 2022, kasus kusta di Indonesia sebesar 13.487 kasus. Saat ini masih ada 6 provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta, yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.


kusta bisa sembuh
Ruang Publik KBR

Selain melakukan deteksi dini, pemerintah akan memperbaiki tata kota agar lebih bersih dan nyaman. Pemerintah juga menyediakan obat kusta secara gratis hingga penderita sembuh. Pengobatan kusta tak boleh putus sehingga pemerintah memberikan obat secara berkala melalui puskesmas agar mudah dijangkau.


Kolaborasi penderita, keluarga, pemerintah dan masyarakat umum sangat dibutuhkan untuk mengurangi kasus kusta. Penderita harus rajin mengkonsumsi obatnya, sementara harus mendampingi dan memotivasi hingga sembuh. Pemerintah berperan dalam pengadaan obat dan fasilitas kesehatan. Sementara masyarakat umum harus bijak dan tidak berlaku diskriminatif kepada penderita.


Oh iya, dari Ruang Publik KBR kemarin, mas Mahdis juga punya pesan penting untuk OYPMK di seluruh Indonesia:

1. Abaikan "Kata Orang" yang Bersifat Negatif

Kadang orang tidak sadar telah berkata negatif atau membuat OYPMK sakit hati. Enjoy aja, terus percaya diri dan jangan peduli akan perkataan buruk. Abaikan kata-kata yang membuat diri makin terpuruk.

2. Maksimalkan Potensi Diri

Setiap orang pasti memiliki potensi dan kelebihan. Sudah saatnya OYPMK memaksimalkan potensi yang ada serta mengembangkan kelebihan untuk bekerja atau menjadi manfaat. Kalau kata mas Mahdis, bekerja tak harus di kantor, lakukan saja apa yang bisa dilakukan dan ditingkatkan, misalnya jadi driver, penjahit, kurir, dan lain sebagainya. 

3. Terbuka Akan Kondisi 

Jika ingin melamar pekerjaan, pastikan selalu terbuka akan kondisi sebagai OYPMK. Lebih baik ditolak di awal, daripada nanti harus berhenti karena ketahuan OYPMK. 


Semangat dan sukses selalu untuk teman-teman OYPMK!


Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

Posting Komentar