Penyakit Kusta Bisa Disembuhkan Dengan Terapi Rutin

Posting Komentar
Kusta Bisa Sembuh
Penyakit Kusta Bisa Sembuh - doc: PublicDomainPictures on Pixabay


Apakah penyakit kusta bisa disembuhkan? Ternyata jawabannya bisa lho, simak ulasan aku di bawah ini.


Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, aku takut membayangkan penyakit kusta. Kata bu guru pengakit ini mengerikan. Aku pikir penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Stigma negatif bertengger di pikiranku kala mendengar tentang penyakit kusta.


Pikiranku mulai membaik dan tidak lagi memandang negatif penyakit kusta saat aku mulai dewasa. Aku terbiasa membaca berita dan informasi dari sumber yang valid. Dari beberapa berita yang aku baca, penyintas kusta ternyata juga bisa berkarya dan bekerja layaknya orang sehat. Bahkan ada mantan penyintas kusta yang bisa berkeluarga serta memfasilitasi kehidupan dan pendidikan anaknya.


Kantor Berita Radio (KBR) dan NLR Indonesia menyelenggarakan talkshow Ruang Publik “Kolaborasi Pentahelix Untuk Atasi Kusta” untuk menyuarakan edukasi tentang kusta. Aku mengikuti acara ini dari siaran YouTube KBR Indonesia hari Selasa, 12 April 2022 lalu.


Kolaborasi Pentahelix Kusta
Kolaborasi Pentahelix Kusta

Definisi Pentahelix yaitu model inovatif yang menggabungkan akademisi, praktisi, komunitas, dan media untuk menemukan solusi atas suatu topik. Oleh karena itu, KBR dan NLR mengundang Dr.dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, Sp.KK, M.Kes, Dipl-STD HIV FINSDV dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit (PERDOSKI) dan R Wisnu Saputra dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bandung.


Hidup Berdampingan Dengan Penyintas Kusta, Mengapa Tidak?


Penyakit kusta disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer. Faktor risiko kusta berasal dari area endemik kusta, kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta, atau kelainan genetik pada sistem imun.


Kusta masih memiliki stigma negatif di kalangan masyarakat. Terkadang keluarga, tetangga, lingkungan sekolah, dan lingkungan kerja kurang bersahabat dengan penyintas. Akibatnya penyintas kusta (kadang) tak mendapatkan akses pendidikan dan pekerjaan dengan mudah.


Dr Flora Ramona
Dr. dr. Flora Ramona

Menurut Dr. dr. Flora, keluarga adalah ujung tombak kesembuhan penyintas kusta. Terlebih bagi penyintas yang fisiknya dinyatakan cacat sehingga kesulitan untuk beraktivitas tanpa bantuan orang lain. Jika keluarga memberikan support waktu dan usaha maksimal untuk terapi penyintas, harapan sembuh akan semakin dekat.


Berdasarkan paparan dari Dr. dr. Flora, beberapa perusahaan menonaktifkan karyawannya karena menjadi penyintas kusta. Hal ini tentu merugikan penyintas lantaran penyakit kusta tidak serta merta menular. Penyakit kusta bisa menular jika ada kontak jangka panjang dan sang penyintas tidak mau melakukan terapi rutin. Menurut aku, solusi untuk karyawan yang menjadi penyintas kusta adalah work from home atau ruang terpisah jika pekerjaan harus dilakukan di kantor. Pun penyintas harus rajin ikut terapi dan minum obat.


Penyintas kusta bisa menularkan penyakitnya jika tidak diobati secara rutin. Rentang waktu penularan juga panjang, sekira 5 hingga 10 tahun. Maka dari itu, hidup berdampingan dengan keluarga atau tetangga penyintas kusta terbilang aman. Sebagai orang terdekat, sebaiknya kita memberi semangat positif agar penyintas mau melakukan terapi hingga sembuh.


Penyintas Kusta Bisa Sembuh Asal Rutin Berobat


“Kusta adalah penyakit menular yang paling’tidak menular’,” kata Dr. dr. Flora.


Apa maksudnya? Dari keterangan Dr. dr. Flora, penyakit kusta bisa disembuhkan asal penyintas mau melakukan terapi dan minum obat secara rutin. Proses terapi dan minum obat memang lama, maka peran keluarga sebagai orang terdekatnya harus maksimal. Keluarga harus mau mendampingi penyintas melakukan terapi hingga sembuh.


Waktu terapi akan berbeda oleh satu penyintas dengan penyintas lainnya. Untuk penyintas yang respon imunnya baik, maka terapi berlangsung sekira 6 hingga 9 bulan. Sementara penyintas dengan respon imun kurang baik akan menjalani terapi selama 2 hingga 3 tahun.


Terapi rutin penyintas kusta dapat dilakukan di puskesmas terdekat. Biaya obat dan terapi akan ditanggung oleh pemerintah. Tugas penyintas dan keluarga hanyalah fokus pada rutinitas terapi agar lekas sembuh dan dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.


Isu Tentang Kusta Bukan Hanya Soal Kesehatan, Tetapi Juga Kemanusiaan


Support system sangat bermakna. Kalau support system mendiskriminasi, (penyintas) kena mental nih,” kata Dr. dr.  Flora.


Selaras dengan pernyataan Dr. dr. Flora, Pak Wisnu selaku narasumber kedua menegaskan bahwa kusta tidak hanya mengangkat isu mengenai kesehatan, melainkan juga kemanusiaan. Peran keluarga, tenaga medis, pemuka agama, media, dan pemerintah harus selalu digalakkan.


Wisnu Saputra
Wisnu Saputra

Pak Wisnu yang berasal dari kalangan media pun selalu mendukung edukasi tentang penyakit ini. Pak Wisnu dan rekan-rekan media selalu berupaya menyajikan data dan fakta tentang penyakit kusta agar masyarakat dapat menempatkan diri. Masyarakat boleh waspada, tetapi jangan gegabah. Stigma negatif akan sangat mempengaruhi kesehatan mental penyintas kusta.


Dalam ranah kusta, pak Wisnu berpesan agar masyarakat senantiasa check and recheck sebelum bertindak. Sebisa mungkin masyarakat harus membaca dan belajar dari sumber valid tentang penyakit kusta. Harapannya tak ada lagi diskriminasi dan stigma negatif tentang kusta.


KBR dan NLR
Talkshow di Youtube KBR


Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

Posting Komentar