Self Love dan Triangle Mahasiswa Tingkat Akhir

6 komentar


Semesta selalu menyisakan beragam kejutan untukku. Mulai dari aktivitas kuliah, relationship, hingga dunia freelance. Kolaborasi semuanya membuatku harus membuat skala prioritas.

Jujur, mengatur waktu adalah hal yang sulit untukku. Solusi terbaik adalah selalu belajar dan mencoba lebih baik. Tak lupa melihat pencapaian orang lain sebagai motivasi.

Pada dasarnya ada tiga macam kegiatan dasar dalam menikmati sisa-sisa akhir semester. Boleh dong aku menyebutnya segitiga atau triangle 😂 Apa saja? Check it out!

Sisi 1: Skripsi

Doing my script sweet


Merupakan sebuah kewajiban yang harus selalu diutamakan. Skripsi menduduki peringkat utama dalam prioritas jangka menengah. Step by step aku lakukan sesuai prosedur.

Tapi....
Yes, skripsi ini juga menjadi aktivitas paling berat. Terbukti melelahkan sekaligus menjadi penurun kebahagiaan. Aku sudah menerapkan berbagai metode pengerjaan tetapi hasilnya belum nampak signifikan.

Selama kuliah aku terbilang rajin. Semua berubah ketika semua teori yang lebih dari 100 SKS itu tuntas. Sikap mahasiswi legend mulai nampak. Jarang ke kampus dan menunda penulisan skripsi. Alasannya? Ada di bawah ini 😊

Sisi 2: Other Activities

Bersama teman-teman


Pertama, freelance job. Aku menganut paham "kesempatan terkadang tidak akan datang dua kali". So, segala peluang kerja lepas aku ambil. Yang paling dominan adalah content writer. Tapi ada beberapa freelance secara offline juga.

Bahagia? Tentu! Kumpulan fee yang aku dapat bisa menjadi manfaat. Connecting people aku juga berkembang jauh di sini. I never forget to say alhamdulillah. But, di samping value added yang aku dapat, skripsiku berangsur menjauh.

Salah satu Komunitas


Kedua, komunitas. Aku sengaja mengikuti beberapa komunitas yang sesuai dengan misiku. Ada komunitas pendidikan dan blogger. Remah-remah waktuku tertuang positif di sini. Yes, lagi-lagi aku menuruti ego untuk berinteraksi dengan orang lain dibandingkan dengan laptop dan materi skripsi. So bad.

Ketiga, hobi. Bila ditanya soal hobi aku akan menjawab jelajah. Maksudku secara luas, yaitu jelajah offline dan online.

Pada ranah offline aku sering menghabiskan waktu menikmati panorama alam yang indah, kuliner unik, kehidupan jalanan, dan onservasi tingkah laku sesama manusia. Sementara di kancah online, aku menikmati pergulatan informasi real dan hoax yang disejajarkan. Asyik, seringkali bermanfaat untuk mengolah rasa dan pemikiran.

Sahabat adalah ruang abstrak yang nyaman.

Camping bersama teman


Hal lain yang menyita waktu (ke empat) adalah meet up dengan sahabat. Huh. Janjian ribet menentukan waktu atau kadang nggak janjian langsung go. Overtime bertebaran, ghibah bermunculan, cuan berhamburan.

Disclaimer: Hello gaess, sobatku. Wkwk jangan marah yaaa. Meski ceritaku jujur tapi kita tetap satu lajur.

Masalah lain adalah aku seorang yang nggak enakan. Auto say yes kalau emang free time. Aku jelas banyak waktu senggang kan jadi unfaedah ikut arus.

Jangan ditanya berapa alokasi waktu skripsi yang bergeser ke sini. Banyak! Namun demikian aku sadar bahwa aku lalai. Aku tetap mencintai diri sendiri di atas segala kekacauan itu. Solusi terbaik adalah membuat fisik, hati, dan pikiran lebih rileks. Caranya? Ini dia 👇

Sisi 3: Rebahan

Berfoto di OYO Hotels Pondok Helomi Jogja


"Rebahan adalah terapi paling aman ketika dilaksanakan sesuai porsinya."

Berbagai aktivitas harian selalu membawa dampak bagi kesehatan, baik fisik maupun mental. Cara termudah untuk mengimbangi lelah adalah dengan rebahan. Meski terbilang sebagai "kemalasan", bagiku rebahan bisa memperbaiki mood.

Bila dikaitkan dengan case di atas, rebahan cukup relevan. Capek mengerjakan skripsi, aku rebahan. Pulang jelajah alam butuh rebahan. Nulis konten bisa sambil rebahan. Akses informasi online, tentu sembari rebahan juga.

Mbak Latifah bosan nggak menjalani kehidupan demikian? Bosan sekali! Makanya aku punya cara lain untuk mengekspresikan rutinitas rebahan. Lewat OYO karena aku cinta OYO Hotels.

Iyaps, OYO si merah yang menghubungkan kita dengan berbagai pilihan penginapan. Aplikasi yang digunakan cukup sederhana dan mudah. Semenjak install aplikasinya, aku udah dua kali booking.

Aplikasi OYO Indonesia


Kali pertama sangat berkesan. Aku mendapatkan voucher diskon dengan pilihan hotel seluruh Indonesia. Aku mengajak Mbak Ama buat staycation di Solo. Tap-tap aplikasi, akhirnya beres order. Waktu itu pilih pembayaran cash.

Bukan hanya bertujuan untuk rebahan, kami juga akan jelajah macet kota Solo. Sengaja naik motor dari Jogja kemudian langsung mendarat di penginapan.

Sorenya kami betul-betul explore area kota Solo. Mencari santap makan malam di daerah Stadion Manahan. Hingga lelah menyerang lalu kembali ke penginapan. Paginya ke kraton dan Pasar Klewer.

Staycation nya kapan? Huhuuu. Sore di hari pertama, malam usai berkeliling kota, pagi hingga siang setelah sejenak menepi ke pasar.

Aku dan Mbak Ama (partner motoran)


Pengalaman ke dua hanya di dalam kandang, Jogja. Aku memilih Pondok Helomi Maguwoharjo. Di sini bisa dikatakan full staycation. Fasilitas lengkap, ada kolam renang pula. Terlebih receptionist-nya ramah banget. Aku berasa disambut keluarga sendiri.

Nah yang ini bikin progress skripsi nambah. Wifi Pondok Helomi aku pakai untuk download dan backup data-data penting. Nyaman banget pokoknya. Bisa nih disebut wisata rebahan mengandung manfaat.

===Triangle Complete===

Gimana nggak makin cinta kalau OYO bikin good mood ku meningkat? Jadi, terima kasih OYO.  Selanjutnya, aku ingin menginap di OYO Hotels Bandung.

Follow social media OYO agar tidak ketinggalan info menarik

Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

6 komentar

Posting Komentar