Setelah resign dari pekerjaan, aku sekarang menjalani kehidupan 24 jam bersama anak. Aku menyiapkan segala kebutuhan anak, mengajaknya belajar, dan melakukan stimulasi agar dia tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Alhamdulillah semuanya berjalan baik. Kalau badai tipis seperti GTM, tantrum, atau sulit atur waktu tidur, itu mah udah biasa.
Jujur, awalnya aku kaget. Menjadi ibu rumah tangga tak semudah yang aku bayangkan. Bahkan bisa dibilang ini lebih sulit daripada mengejar target perusahaan (saat bekerja) atau menyelesaikan deadline pekerjaan yang menumpuk. Aku apresiasi banget semua ibu rumah tangga yang bisa menikmati hidup tanpa drama, bahkan banyak juga IRT yang tetap menghasilkan uang di sela kesibukan.
Peran Ibu: Sulit Tapi Nagih
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Banyak hal baru yang aku lakukan selama mengasuh dan membersamai si kecil. Inilah ragam aktivitasku beberapa bulan terakhir:
Awalnya cukup syok, harus banget nih menyusui 2 jam sekali saat new born? Yes, harus! Sebelumnya aktivitasku full timur di kantor sebagai copywriter, eh tiba-tiba di rumah setiap hari. Itupun masih seperti “ketempelan” bayi yang harus disusui 2 jam sekali. Berat, tapi lega. Berat, tapi aku bahagia. Berat, tapi aku rela.
Alhamdulillah tak terasa sudah 20 bulan aku mengASIhi dengan baik. Berbagai drama bisa aku lalui meski kadang bad mood, pengen nangis, dan galau. Perjuangan ibu menyusui tuh nggak cuma tentang waktunya habis buat anak, tapi juga puting lecet, ASI rembes, sampai mau makan mau mandi aja kudu nunggu anak tidur dulu.
Kalau cuma mengurus bayi agar dia tidak nangis, semua orang bisa melakukannya! Namun kalau menstimulasi agar pertumbuhan dan perkembangannya baik, aku pikir semua ibu harus belajar. Termasuk aku yang awalnya masih nekat bekerja lagi saat anak usia 4 bulan. Kupikir semua akan baik-baik saja asal ASI lancar dan bayi jarang nangis.
MengASIhi Penuh Cinta
Awalnya cukup syok, harus banget nih menyusui 2 jam sekali saat new born? Yes, harus! Sebelumnya aktivitasku full timur di kantor sebagai copywriter, eh tiba-tiba di rumah setiap hari. Itupun masih seperti “ketempelan” bayi yang harus disusui 2 jam sekali. Berat, tapi lega. Berat, tapi aku bahagia. Berat, tapi aku rela.
Alhamdulillah tak terasa sudah 20 bulan aku mengASIhi dengan baik. Berbagai drama bisa aku lalui meski kadang bad mood, pengen nangis, dan galau. Perjuangan ibu menyusui tuh nggak cuma tentang waktunya habis buat anak, tapi juga puting lecet, ASI rembes, sampai mau makan mau mandi aja kudu nunggu anak tidur dulu.
Stimulasi Bayi, Gampang-gampang SUSAH!
Kalau cuma mengurus bayi agar dia tidak nangis, semua orang bisa melakukannya! Namun kalau menstimulasi agar pertumbuhan dan perkembangannya baik, aku pikir semua ibu harus belajar. Termasuk aku yang awalnya masih nekat bekerja lagi saat anak usia 4 bulan. Kupikir semua akan baik-baik saja asal ASI lancar dan bayi jarang nangis.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Aku salah besar! Anakku kurang stimulasi motorik dan stimulasi oromotor. Hasilnya perkembangan dia kurang baik. Anakku tidak bisa merangkak seperti anak lainnya. Dia juga tergolong telat untuk mau mengunyah makanan yang bentuknya agak ekstrim, misalnya jagung, kerupuk, atau apel. Akhirnya setelah resign aku mengulang lagi segala stimulasi yang dibutuhkan agar anakku bisa berkembang dengan baik.
MPASI Bukan Sekadar Makanan
Tak heran banyak ibu yang mengeluh tentang makanan pendamping ASI. Bagaimana tidak, sudah dimasakkan berbagai menu, anak terkadang nggak mau makan sedikitpun. Istilahnya GTM atau gerakan tutup mulut. Kalau sudah begitu, ibu harus ekstra sabar dan menawarkan berbagai pilihan menu lainnya agar anak mau makan.
Parahnya lagi, terkadang ibu sampai kehabisan ide menu MPASI. Apalagi MPASI di bawah 8 bulan proses bikinnya cukup ribet. Bikin bubur tim dengan gizi seimbang, dimasak agak lama, dan harus disaring. Setelah 8 bulan pun harus naik tekstur jadi bubur kental, lalu 1 tahun seharusnya anak sudah makan nasi.
MPASI bukan sekadar makanan. Proses membuatnya tak mudah. Proses menyuapi atau memasukkan makanan ke mulut anak juga tak selalu mudah. Proses naik tekstur pun penuh drama. Setelah anak 1 tahun dan sudah tau rasa makanan, maka akan lebih sulit lagi karena anak sudah bisa request. Wasalam, sabar sekali jadi ibu.
Waktu yang Melambat di Rumah
Satu hal lain yang kini menjadi kebiasaanku adalah waktu yang melambat. Aku yang biasanya kegang gadget seharian untuk bekerja tiba-tiba jadi slow respon. Aku bisa menghabiskan waktu 30 menit untuk mandiin anak, 30 menit untuk menemani anak makan, hingga 1-2 jam non stop ikut bermain bersama anak. Semuanya full tanpa gadget. Waktu yang biasanya terasa cepat, kini tak lagi sama.
Refreshing Bersama Anak
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Misalnya saat pergi ke pantai, kami melihat anak yang mulanya takut pegang pasir jadi betah berjam-jam. Kami juga melihat si kecil yang mulanya takut injak rumput jadi suka lari-larian di lapangan. Kami juga melihat anak yang awalnya nggak paham konsep belanja jadi suka minta pajak susu UHT atau mainan. Full happiness, MasyaAllah.
Sayangnya aktivitas refreshing ini seringkali membuat kami-orang tuanya- ribet. Mulai dari nyiapin kebutuhan si kecil, menyiapkan bekal makan dan minum sesuai usia, hingga menghadapi tantrum atau tangisan di depan umum. Tak jarang pula kami kena gejala mata kering saat naik motor.
Gejala Mata Kering
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Mata kering tuh kondisi ketika air mata tidak cukup untuk melumasi lapisan mata. Gejala mata kering yang harus diwaspadai sebetulnya SEPELE, yaitu SEpet, PErih, dan LElah. Debu dan asap kendaraan bermotor terkadang membuat mataku kekurangan supply air mata. Akibatnya mata terasa nggak nyaman, perih, dan penglihatan agak kabur. Kalau sudah begitu biasanya aku tetesin Insto Dry Eyes.
Menurut sumber yang aku baca di website Siloam Hospitals, ternyata inilah daftar gejala mata kering yang harus diwaspadai:
- Mata terasa nyeri
- Mata berkedut
- Mata terasa berat
- Ada sensasi panas dan kering
- Mata merah dan berair
- Penglihatan kabur
- Ada lendir di sekitar kelopak mata
Sementara penyebab mata kering bisa berasal dari hal-hal berikut ini:
Penurunan Produksi Air Mata
Hal ini disebabkan oleh lanjut usia, kekurangan vitamin A, efek samping obat-obatan tertentu, efek samping tindakan medis tertentu, atau menderita penyakit sistemik, misalnya diabetes.
Peningkatan Penguapan Air Mata
Hal ini disebabkan oleh alergi pada mata, terpapar polusi udara, atau kebiasaan menatap layar gadget terlalu lama. Penyebab yang kedua ini lebib sering terjadi pada orang-orang yang aktivitasnya padat, termasuk pekerja kantoran dan ibu rumah tangga.
Insto Dry Eyes
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Aku sudah lama kenal sama produk Insto Dry Eyes. Aku biasa beli yang kemasan kecil 7.5 ml untuk stok di rumah dan satu lagi masuk tas selama bepergian. Ketika gejala mata kering menyerang, cukup berikan 1-2 tetes saja, InsyaAllah mata berangsur pulih.
Insto Dry Eyes digunakan untuk memberikan efek pelumas seperti air mata agar mata tetap fresh dan mengurangi iritasi pada mata. Menurutku produk ini menjadi solusi cepat kala gejala mata kering menyerang. Namun ingat, produk ini tidak bertujuan digunakan jangka panjang, hanya saat urgent saja.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Kenapa memilih Insto Dry Eyes?
Harga Ramah Kantong
Aku membeli Insto Dry Eyes di Indomaret terdekat dengan harga promo Rp 13.900,- saja. Sangat terjangkau dibandingkan dengan manfaat yang aku dapat saat mata terpapar polusi udara dan terasa tidak nyaman. Produk ini juga bisa dibeli di apotek terdekat atau marketplace andalan.
Cara Penggunaan Mudah
Mulut botolnya berbentuk runcing untuk meneteskan cairan. Jadi kalau pakai Insto Dry Eyes tidak takut tumpah atau meleber kemana-mana. Cukup teteskan Insto Dry Eyes langsung pada mata, tunggu sejenak, dan rasakan manfaatnya. Botolnya juga mungil, travel friendly.
Masa Simpan 1 Bulan
Masa simpan Insto Dry Eyes setelah dibuka hanya 1 bulan saja. Aku rasa hal ini justru membuatku tenang karena aku selalu pakai produk yang baru, tidak terlalu lama disimpan. Takutnya berubah warna, berubah bau, dan berubah fungsi jika pakai produk yang masa simpannya terlalu lama.
Posting Komentar
Posting Komentar