Penyandang Disabilitas Memiliki Hak untuk Ikut Vaksin

Posting Komentar

Kursi roda
Foto: OpenClipart-Vectors on Pixabay


Aku termasuk orang yang merasa dekat dengan teman penyandang disabilitas. Saat menempuh pendidikan di taman kanak-kanak, salah seorang temanku “spesial”. Berkat bimbingan ibu guru, kami tak mempersoalkan hal itu. Kami belajar dan bermain seperti biasanya. Tak ada kata-kata ejekan maupun kalimat yang merendahkan.


Di sekolah menengah pertama pun demikian. Sekolahku merupakan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI). Sekolahku menyediakan kelas khusus bagi teman-teman penyandang disabilitas. Jangan dipandang sebelah mata lho, beberapa siswa disabilitas di sekolahku sering menyumbang prestasi. Keren!


fakta disabilitas

jumlah disabilitas
Foto: matei webinar

Hubunganku dengan beberapa siswa penyandang disabilitas terjalin sangat baik. Aku terbiasa berkomunikasi lewat tulisan ketika berbincang dengan teman tunarungu. Kebiasaan ini berlanjut hingga lulus dari sekolah tersebut. Aku masih terus berkabar dengan mereka lewat social media. Beberapa waktu lalu aku mendapat kabar bahwa salah satu dari mereka sering mewakili Indonesia dalam ajang lomba melukis. Aku ikut bangga dan bahagia.


Aku juga terbiasa berkomunikasi dengan penyandang disabilitas di lingkungan tempat tinggal. Saling jaga, toleransi, dan gotong royong selalu terjalin di lingkungan sekitarku. Seperti halnya di masa pandemi ini, masyarakat di sekitarku saling memperhatikan sesama, tak terkecuali kepada saudara penyandang disabilitas.


Hak dan Perlindungan Penyandang Disabilitas Saat Pandemi


hak penyandang disabilitas
Foto: materi webinar

Rasa senang dan lega tercetak dalam hatiku usai mengikuti Webinar Forum Literasi Hukum dan HAM Digital (Firtual): “Pemenuhan Hak & Perlindungan Penyandang Disabilitas Saat Pandemi”. Webinar ini diselenggarakan pada Jumat, 13 Agustus 2021. Pada kesempatan webinar ini narasumber menyampaikan kebijakan pemerintah dalam memenuhi dan melindungi hak-hak penyandang disabilitas.


Narasumber dalam webinar kali ini di antaranya yaitu ibu Angkie Yudistia (Staf Khusus Presiden), bapak Bambang Gunawan (Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Kominfo), ibu Eva Rahmi Kasim (Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial), dan ibu Nurjannah S.KM., M.Kes (Koordinator Substansi Program Gangguan Indera dan Fungsional Kementerian Kesehatan).


Narasumber Webinar

Webinar ini terselenggara atas kerja sama Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Event ini juga didukung oleh komunitas JBFT, Spice Indonesia, Rumah Cerebral Palsy, Gema Difabel Mamuju, HWDI Jabar, Bloggercrony, PLJ Indonesia, dan Thisable Enterprise.


Percepatan Vaksinasi Untuk Penyandang Disabilitas


vaksinasi penyandang disabilitas
Foto: materi webinar

Penyandang disabilitas merupakan orang yang rentan terdampak pandemi Covid-19. Sebagian dari mereka mengalami hambatan  yang mungkin membatasi akses aktivitas harian. Misalnya sulit dalam menerapkan langkah-langkah kebersihan, sulit menjaga jarak dengan orang lain, atau keterbatasan akses informasi mengenai Covid-19.


Salah satu peserta webinar, Dimas, bertanya kepada narasumber, “Bagaimana langkah yang dapat diambil jika keluarga atau pendamping penyandang disabilitas berat terpapar Covid-19 dan harus diisolasi? Sementara penyandang disabilitas berat harus selalu didampingi oleh keluarga atau pendamping setiap melakukan aktivitas.”


Ibu Eva memberikan informasi jika terjadi hal demikian penyandang disabilitas yang ditinggal isolasi dapat dirujuk ke balai disabilitas terdekat. Menurut Ibu Eva, penyandang disabilitas juga harus diberikan prioritas akses vaksin.


Selaras dengan hal tersebut, Ibu Angkie menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan terkait percepatan vaksinasi Covid-19 dan bantuan sosial. Penyandang disabilitas dan kelompok rentan akan diprioritaskan sesua haknya. Berdasarkan paparan dari ibu Angkie, data alokasi vaksin sekira 450.000 dosis dengan target sasaran penyandang disabilitas.


“Kami dan pemerintah pusat selalu berkolaborasi, dan untuk eksekusinya kami percayakan pada pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan daerahnya masing-masing.” ---Angkie Yudistia


Meski jatah vaksin sudah disiapkan, menurut ibu Eva, beberapa teman penyadang disabilitas masih takut menerima vaksin. Mereka takut jika vaksin akan berdampak pada kedisabilitasannya. Oleh karen itu, ibu Eva dan team selalu melakukan sosialiasi terbaik agar herd immunity segera tercapai.


Tantangan Vaksinasi Penyandang Disabilitas


tantangan vaksin
Foto: materi webinar

Sebelum menerima vaksin, penyandang disabilitas juga harus memastikan bahwa tubuhnya fit dan tidak memiliki riwayat yang dikecualikan untuk penerima vaksin. Namun demikian, ada tantangan lain dalam proses vaksinasi khusus penyandang disabilitas, yaitu:

1. Penyandang Disabilitas Belum Punya KTP

Menurut ibu Eva, banyak penyandang disabilitas yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk, padahal nomor NIK di dalamnya sangat penting. Dalam rangka vaksinasi pun penyandang disabilitas harus menuliskan nomor NIK saat pendaftaran. Nah, Kementerian Sosial memberikan keringanan, penyandang disabilitas yang belum memiliki NIK boleh ikut vaksin, asalkan mereka juga segera mengurus kepemilikan KTP.

2. Penyandang Disabilitas Kesulitan Akses ke Lokasi Vaksin

Terkadang penyandang disabilitas kesulitan akses transportasi bila lokasi vaksin jauh. Terlebih bagi mereka yang tingkat disabilitasnya berat, mereka harus selalu didampingi. Lagi lagi Kemensos memberikan perhatian khusus. Kemensos menyiapkan transportasi antar jemput vaksinasi bagi penyandang disabilitas di beberapa daerah.


Program vaksinasi untuk penyandang disabilitas sudah berlangsung sejak bulan Juni 2021. Pemerintah juga terus menyalurakan bantuan sosial PKH (Program Keluarga Harapan) khusus penyandang disabilitas selama pandemi. Semoga teman-teman penyadang disabilitas selalu diberi kemudahan dan kesehatan. 


Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

Posting Komentar