Menjelajah "Pasar Rakyat" Dengan Produk Lokal Unggulan Jogja

2 komentar
Aulia bersama produk ecoprint


"Kapan ya Fah bisa beli produk ecoprint yang harganya jutaan ini, wkwk" kata Aulia, partner jajanku di Pameran Produk Lokal UKM "Pasar Rakyat".

Bukan rahasia umum jika karya ecoprint memiliki nilai jual tinggi. Selain unik, proses pembuatannya terbilang rumit (kecuali oleh perajin yang sudah expert). Pun material yang digunakan bukan sembarang kain dan daun. Dibutuhkan bahan dengan ciri dan fungsi tersendiri.

Produk kain dan stand UKM


Beberapa waktu lalu aku mencoba ikut kelas pembuatan ecoprint sederhana. Beneran butuh tenaga, waktu, konsentrasi, dan kemauan kuat. Kalau nggak disemangatin sama sahabat, udah bubar jalan tuh calon hasta karyaku. So, wajar dong kalau kain motif daun ecoprint harganya melambung tinggi.

Ketemu lagi sama produk ecoprint di pameran Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta. Aku ke sini berdua sama Aul usai janjian via WhatsApp. Kami bertemu di parkiran kemudian mengelilingi seluruh stand yang ada. Beragam produk lokal dipamerkan dengan anggun.

Seluruh pelaku UKM di sini sudah tergabung dalam sistem koperasi. Pengelolaan usaha sesuai prinsip koperasi seperti ini memang penting. Koperasi sendiri dimaksudkan untuk menyatukan kekuatan kecil menuju keberhasilan bersama.

Batik Kukus Unik


Ada Kue Bergambar Batik Lucu

Di tengah ngobrol asyik sambil mengintip produk pameran, kami menemukan kue unik bergambar batik. Namanya kukus batik. Usaha milik Ibu Olivia ini unik dan eye catching. Beliau sengaja menambah motif batik pada olahan kue sebagai bentuk melestarikan budaya.

Ada dua macam basic kue, donat dan bolu. Rasa yang ditawarkan juga variatif, misalnya cokelat dan keju. Sementara bagian atas kue diberi lembaran batik. Tentu batiknya juga berbahan dasar kue.

Proses pembuatan kue bolu dan donatnya hampir sama dengan produk lain. Nah, proses pembuatan motif batik ini yang spesial. Dibatik manual dengan tangan, sehingga ukiran motifnya terkadang tidak sama. So, tidak sembarang baker bisa membuatnya lho.

Packaging dilakukan satuan dengan plastik biasa. Kurang menarik sih. Tetapi untuk kotak kardusnya terbilang bagus dengan brand Batik Kukus by OliviaRu. Cocok dibawa sebagai oleh-oleh dari Jogja nih. Untuk harga terjangkau Rp 5.000 per buah. Sementara satu kotak berisi 10 kue dihargai Rp 40.000,-

Produk Sepatu Unik


Sepatu Ecoprint dari Bantul

Ada yang unik lagi di sudut lokasi pameran alun-alun Sewandanan Pura Pakualaman. Ada topi, dompet, dan sepatu motif ecoprint. Warnanya pun beragam. Keren.

Erna Herawati, seorang ibu yang ramah mempersilakan kami berteduh ke stand-nya. Hujan memang datang tanpa diduga. Pelaku usaha segera mengemas produk-produk yang dipamerkan.

Aku dan Aulia justru menikmati suasana terguyur air bersama Kedai Batik Bantul. Kami mengagumi topi buket, topi rimba, dan sepatu yang cantik.

"Topinya boleh dicoba, Bu?", tanya Aul.

"Boleh Mbak, silakan. Tetapi lebih bagus lagi kalau dibeli," canda Bu Erna.

Sembari melihat karya-karya unik di stand ini, Aul menggunakan topi tersebut untuk melakukan live vlogging. Tentu didukung oleh senyum Bu Erna dan beberapa rekan pelaku UKM di sekitarnya.

Untuk harga produk batik dan ecoprint di sini variatif tergantung motif, bahan, dan tingkat kesulitan dalam proses produksi. Sebagai contoh, topi tadi dihargai Rp 80.000,-

Pepes Ikan Mas


Pepes Ikan Mantap

Lelah berkeliling di area pameran, aku dan Aul menyambangi stand kuliner. Kami melihat beberapa produk jajanan tradisional dan makanan unik.

Lantaran lapar dan belum santap makan siang, kami berhenti di stand makanan berat. Nasi pepes menjadi pilihan. Harganya juga ala anak kos banget.

Sembari menunggu nasi dipanggang, kami mencoba minuman berwarna-warna. Ada beer pletok, kuwut, dan lain sebagainya. Ibu penjual lebih senang disapa Ibu Talita, karena nama anaknya lebih tenar.

Ibu Talita menunjukkan minuman segar


"Minuman ini awet sampai seminggu di kulkas, Mbak. Menerima pesanan juga. Nanti kalau Mbak berdua mau menikah bisa lho pesan ke Ibu", ucapnya ramah.

Aku dan Aul tertawa karena sama-sama tahu bahwa tahap itu masih panjang.

"Tapi saya di Gunung Kidul lho Bu, nanti susah bawanya", jawab Aul.

Aku memilih kuwut yang berbahan dasar melon, dan sirup hijau. Sementara Aul mencoba beer pletok dari kelapa muda, gula aren, dan bahan lainnya. Es ini menambah dingin suasana yang juga dingin.

Tapi tenang, pepes ikan pun dihidangkan. Kami buru-buru membuka daun pisang pembungkusnya. Tara... Nasi dengan campuran ikan mas dan daun kemangi menggugah selera.

"Tambah gorengan, Mbak?", ucap Mbak penjual.

"Boleh", jawabku.

Panggung Pasar Rakyat


Panggung Pasar Rakyat

Kenyang menikmati makan siang spesial, kami menikmati sajian pentas seni oleh anak-anak. Tingkah lucu kekananakan mereka menjadi penghibur paling asyik kala lelah menyerang.

Anak-anak dengan kostum oranye tersebut menyajikan lagu dengan suara uniknya. Para orang tua memberikan support di deretan kursi seberang panggung.

Sebelumnya, tepatnya 7 Februari 2020 menjadikan area ini sebagai lokasi senam sehat dengan door prize menarik. Segala bentuk informasi juga diberitahukan lewat MC di sini. Tentu dilengkapi dengan hiburan lainnya.

Sebelum mengakhiri perjalanan di area pameran, aku dan Aul kembali tertarik pada produk aksesoris. Kami pun memutuskan untuk membeli usai tahu bahwa produknya bagus.

Stand UKM


Sekian cerita perjalanan singkat kami di Pameran Produk UKM dari Plut Jogja dan Dinas Koperasi DIY.

Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

2 komentar

  1. Jogja terkenal dengan banyak industri kreatif salah satunya produk ecoprint berkualitas yang ramah lingkungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener nih Kak. Semoga pasarnya selalu mengglobal ya

      Hapus

Posting Komentar