Asus Zenbook S14 OLED 3 in 1 Sharing Function Untuk Keluarga

Posting Komentar

ASUS Zenbook S14 OLED
Gambar: Travelerien

Alhamdulillah bisa nulis lagi setelah berjibaku dengan urusan domestik dan membersamai toddler. Anak udah 22 bulan tapi bener-bener masih jumpalitan tiap hari. Anak usia segini tuh nggak bisa ditinggal kedip. Baru kedip doang, boom! Bisa terjadi sesuatu. Kayak beberapa bulan lalu, ditinggal ambil korek aja anaknya nyungsep di depan rumah.

 

Aku memang belum lama jadi ibu “sepenuhnya”. Ini anak pertamaku dan sebelumnya aku bekerja fulltime. Pergeseran beban kerja dari karyawan menjadi “ibu” tuh nggak gampang. Apalagi buat aku yang sebelumnya kerja otak alias jarang yang namanya aktivitas fisik. Jadi rutin minum tablet kalsium deh…

 

Here we go! Aku bakal cerita migrasi aktivitas dari karyawan ke ibu rumah tangga. Simak sampai selesai, ya!

 

Awal Mula Resign

 

Sebenarnya aku berhenti kerja saat usia kandungan 7 bulan. Aku merasa lingkungan kantor kurang support untuk ibu menyusui. Di sana tidak ada ruang laktasi dan tidak ada kompensasi waktu untuk memompa ASI di jam kerja. Aku butuh setidaknya 2 kali pompa ASI selama 8,5 jam kerja. Oke deh satu sesi bisa dilakukan saat istirahat makan siang, tapi satunya lagi? Nunggu mastitis? Ohh jangan sampai...

 

Ya udah resign baik-baik dan menjalani sisa 2 bulan kehamilan dengan persiapan lahiran. Alhamdulillah semuanya aman, tapi bayi lahir secara Sectio Caesarea (SC) karena melewati masa HPL. Aku lanjut pemulihan dan menjalani aktivitas baru sebagai ibu. Saat itu aku masih dibantu oleh ibu mertua. Beliau sering memandikan anak dan menggantikanku kala aku mau mandi, makan, ibadah, dll. Jadi aku enjoy dan nggak ada istilah baby blues.

 

Ketika anakku berusia 3 bulan, owner perusahaan sebelumnya menghubungiku untuk menawarkan lowongan kerja. Beliau bilang sistemnya Work from Anywhere (WFA), jadi cocok buatku. Dengan berbagai pertimbangan, dukungan suami dan ibu mertua, aku menerima tawaran itu. Bahkan suamiku membuatkan set meja dan kursi kerja di sudut ruang keluarga. Selama jam kerja anakku bersama ibu mertua di rumahnya, rumah kami depan-belakang, jadi dekat. Urusan pompa ASI juga lancar karena bekerja dari rumah.

 

Oh iya, saat itu posisiku admin social media. Aku mengerjakan editing video konten sosmed (Instagram, Tiktok, blog), copywriting konten, hingga balas komentar netizen. Beberapa bulan kemudian ditawari pindah posisi Customer Relationship Management (CRM). Jujur aku ingin dapat ilmu dan pengalaman baru, jadi aku ambil.

 

Di sinilah problematika terjadi. Kinerja CRM tak hanya dilihat dari cepat dan tepat, tapi juga sesuai target. Tak jarang aku menyelesaikan tugas di luar jam kerja. Bahkan aku bisa tiap detik memantau HP kantor dan mengabaikan HP pribadi. Padahal posisi masih menyusui dan suami kerja lapangan (jam kerja sesuai kebutuhan proyek). Yaps, akhirnya lumayan chaos di rumah.

 

Jadi Ibu Rumah Tangga Seutuhnya

 

ibu rumah tangga
Gambar: Dokumentasi pribadi

Sebelum resign aku sudah membuat beberapa rencana. Mulai dari launching produk jualan, mau lebih fokus ngeblog, atau  bikin portfolio konten sosmed pribadi. Awalnya aku yakin bisa membagi waktu dengan baik, tapi jadi ibu rumah tangga justru lebih sulit daripada kejar target perusahaan.

 

Anggap saja anak adalah owner. Pasca resign aku langsung memperbaiki apa yang kurang dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak. Ternyata anakku kurang stimulasi sehingga Nampak kurang aktif dibandingkan anak seusianya. Aku pun melakukan remedial stimulasi, perbaikan menu MPASI, hingga mengajaknya lebih sering berinteraksi dengan orang lain. Alhamdulillah hasilnya memuaskan.

 

Sisi negatifnya adalah waktuku full untuk anak. Bahkan aku bisa berjam-jam aktivitas tanpa melihat HP. Jadi, rencana-rencana yang sudah kubuat tak terealisasikan. Satu hal yang bisa kuusuhakan, aku dan adikku menjalankan bisnis jastip oleh-oleh Jogja. Di sini aku berperan sebagai social media strategis dan Customer Service.

 

Upgrade Device, Boleh Kan?

 

Laptop ASUS
Gambar: Travelerien

Aku pun mulai merencanakan device baru yang cocok untuk aktivitas bisnis jastip, freelance menulis artikel, dan mengembangkan skill. Awalnya terdesak karena HP mulai lemot digunakan untuk login marketplace dan produksi konten. Beruntung sekali, beberapa waktu lalu aku melihat review laptop ASUS Zenbook S14 OLED di Instagram.

 

Dari segi visual, laptop ini sudah menarik hati. Warna dan desainnya cocok untuk semua kalangan. Mau buat kerja cakep, buat bisnis nampak keren, buat kuliah pun kece.

 

Kalau boleh memberikan definisi singkat, laptop ini definisinya adalah “cerdas”.

 

Aktivitas Blogging Makin Aman

 

ASUS
Gambar: Travelerien

Meski belum bisa ikut job visit untuk blogger, aku masih menerima content placement dan artikel review produk. Aku biasa menulis di laptop karena layar lebih lebar dan keyboard lebih nyaman. Laptop sangat mendukung split view yang biasa aku gunakan untuk membuka beragam aplikasi secara bersamaan.

 

Beruntungnya ASUS Zenbook S14 OLED (UX406SA) dilengkapi dengan system pendinginan inovatif yang memastikan performa optimal dan suhu terjaga. ASUS juga menambahkan teknologi ventilasi grille geometris di atas keyboard untuk meningkatkan aliran udara. Sistem pendinginnya dapat bekerja di bawah 25 dB. Jadi nggak perlu khawatir kalau mau ngetik berjam-jam, insyaAllah laptop nggak cepat rusak.

 

Tak hanya soal ketahanan laptop, keamanan juga lebih unggul. Laptop ini sudah dilengkapi dengan teknologi yang dirancang untuk menjaga privasi dan perlindungan data penggunanya. Dengan integrasi Microsoft Pluton, laptop ini mampu melindungi data dari ancaman siber. Lebih canggih lagi, sudah ada fitur login wajah dengan Windows Hello dan kamera IR AiSense. Lebih jauh, fitur Adaptive Lock dalam laptop ini juga bisa mengunci layar secara otomatis saat pengguna beranjak. Canggih. Cocok buat blogger, kan?

 

AI for Social Media Copywriting

 

ASUS Zenbook S14 OLED (UX406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS. NPU adalah kependekan dari Neutral Processing Unit yang merupakan hardware untuk memproses AI. NPU bisa meningkatkan performa aplikasi dan memproses AI lebih efisien. Sementara 45+ TOPs dibutuhkan untuk pemrosesan AI yang real time. Aku semakin yakin performa laptop ini juga cocok untuk seorang copywriter, blogger, bahkan content creator.

 

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.

 

Aku yang masih memiliki project copywriting bisa lebuh mudah meminta bantuan AI untuk menentukan ide, membuat copy, riset keywords, bahkan menganalisa insight postingan di social media. Apalagi udah ada asisten Windows AI yang bakal memudahkan segala pekerjaan content creator.

 

Fun with Toddler

 

Anakku sudah kenal dengan screen time. Tenang saja, aku hanya memberikan waktu sesuai anjuran buku pink dan selama screen time ada pengawasan ketat. Biasanya aku memberikannya tayangan YouTube edukatif seperti kinderflix, minivila, BaLiTa, BabyBus, dan lain sebagainya. Laptop dengan layar 14 inch ini cocok screen time bersama anak.

 

Layar sentuh ASUS Zenbook S14 OLED menyajikan resolusi tinggi 2880x1800 pixel yang memastikan detail gambar jernih dan tajam. Color gamut 100% di dalamnya menawarkan produksi warna yang akurat. Cocok untuk balita yang sedang belajar warna juga, kan? Ditambah Pantone Validated dan DisplayHDR True Black 500 yang bikin kontras dan kedalaman warna lebih optimal. Mantap.

 

Kesimpulan: 3 in 1 Sharing Function

 

keyboard laptop ASUS
Gambar: Travelerien

Wait, suamiku juga bekerja sebagai drafter gambar bangunan. Dia biasa bekerja dengan aplikasi AutoCAD dan SketchUp yang memerlukan laptop dengan performa tinggi, memori besar, dan keamanan penuh. Yaps, laptop ASUS Zenbook S14 OLED bisa jadi andalan juga. Untuk suami cocok, untukku sebagai blogger juga cocok, untuk edukasi anak juga cocok.

 

Hal ini didukung dengan prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V yang efisien bikin baterai tahan seharian. Kapasitas baterai 72Whrs bisa digunakan untuk bekerja suamiku 9 to 4, screen time anak di bawah 1 jam sehari, dan aktivitas menulis artikelku saat malam hari. Benar-benar 3 in 1 sharing function untuk keluarga kami.

 

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.
Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar