Cara Mengatasi Kolik Pada Bayi Versi Simpel dan Cepat

Posting Komentar

 

Review Interlac
Interlac 


Waktu rasanya cepat sekali berputar. Kayaknya baru kemarin aku lulus kuliah, lalu menikah. Lah, ternyata tak berselang lama hamil dan jadi ibu. Bulan ini anakku tepat berusia 5 bulan. Aku sebagai ibu yang masih belajar, selalu meluangkan waktu untuk menambah ilmu parenting, kesehatan anak, serta gizi seimbang untuk anak. Biasanya aku ikut webinar, streaming YouTube, atau membaca artikel di internet.

Jujur, akhir-akhir ini aku agak khawatir dengan tangisan bayi yang cenderung lebih lama dari biasanya. Kalau aku baca-baca sih ada yang namanya kolik. Memang sih dulu waktu masih 1 bulan anakku sering menangis. Namun setelah lebih dari 2 bulan ia cenderung sudah normal. Jam tidurnya normal, minum ASI sesuai porsi dan jadwal, serta jarang menangis tanpa sebab. Kalau menangis hebat pasti sedang lapar atau mengantuk.

Nah, setelah aku gali lebih lanjut ternyata kolik merupakan kondisi dimana bayi menangis berjam-jam dan sulit untuk ditenangkan (tanpa sebab yang jelas). Aku pun lega karena anakku belum pernah menangis berjam-jam. Jika menangis agak lama, dia akan tenang saat minum ASI. Tapi aku tetap waspada dan merasa perlu untuk belajar tentang kolik pada bayi.

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa salah satu ciri-ciri kolik yaitu tangisan pada bayi dengan durasi sekitar 3 jam. Mayoritas bayi yang mengalami kolik berusia 2 minggu hingga 4 bulan. Untuk mengenal kolik lebih dalam, kita bahas tanda-tandanya dulu, yuk!

Tanda-tanda Kolik Pada Bayi

Cara Mengatasi Kolik
Produk Interlac 

Aku mendapatkan informasi tanda-tanda kolik ini dari Alodokter dan Halodoc, yaa. Tanda-tandanya mudah dikenali, tapi kalau ragu bisa langsung konsultasi ke dokter :

Tanda yang pertama yaitu bayi menangis tanpa sebab. Mungkin ia sudah kenyang, jam tidurnya tercukupi, BAB lancar, dan tidak sedang sakit, tapi menangis berjam-jam. Sebaiknya ibu waspada dan bisa langsung konsultasi ke dokter.

Kedua, tangisan kencang, durasi lama, dan bayi seperti kesakitan. Jadi bisa diprediksi bahwa tangisannya tidak seperti kala ia menangis kelaparan atau menangis karena mengantuk.

Ketiga, waktu tangisan kolik biasanya terjadi sore atau malam hari. Bener sih, anakku jarang menangis kala sore dan malam tanpa sebab. Jadi kalau menangis dengan durasi lama di waktu itu bisa dipastikan ada suatu hal yang mungkin saja kolik.

Keempat, bayi jadi sering muntah. Well, muntah karena kebanyakan ASI itu normal. Tapi bayi yang muntahnya terlalu sering juga patut dicurigai. Jangan-jangan itu kolik.

Kelima, pola buang air kecil dan buang air besar tidak normal. Sebagai ibu yang siaga, aku selalu cek urin dan feses anakku. Kalau warna urin cerah, berarti dia terhidrasi dengan baik. Pun dengan fesesnya, kalau ada yang kurang normal, pasti aku segera cari tahu penyebabnya. Hati-hati ya, bayi kolik fesesnya cair dan bisa juga bercampur darah.

Sesuai dengan tanda-tanda di atas, kolik tak hanya berpengaruh pada bayi, tapi juga orang tua. Bayi dengan kondisi kolik membutuhkan perhatian ekstra sehingga orang tua cenderung mudah lelah, waktu istirahat berkurang, dan harus selalu siaga.

Penyebab Kolik Pada Bayi


Kolik ini multifaktor penyebabnya bisa terjadi karena perkembangan saluran cerna yang belum sempurna, alergi susu sapi, dan intoleransi laktosa. Tapi penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna, dimana bayi penderita kolik memiliki jumlah probiotik Lactobacillus atau bakteri baik yang lebih rendah dan bakteri jahat yang lebih tinggi dibandingkan bayi sehat.

Nah, bakteri patogen atau bakteri jahat adalah bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan usus, menghasilkan toxin atau zat beracun, berisiko sebabkan efek karsinogenik dan menyebabkan sakit atau gangguan saluran cerna. Sementara bakteri baik atau dikenal juga dengan istilah probiotik adalah bakteri yang dapat memberikan manfaat kesehatan dengan cara memproduksi antibodi, meningkatkan sistem imun, melawan toxin, alergen dan mikroorganisme berbahaya, dan membantu proses pencernaan.

Dalam kondisi dimana terjadi ketidak-seimbangan antara bakteri jahat dan bakteri baik atau yang dikenal dengan istilah dysbiosis, ini menjadi penyebab utama kolik pada bayi. Akibatnya perut dapat terasa kembung karena adanya gas dan atau sembelit. Makanya biasanya bayi yang menderita kolik disertai juga dengan wajah yang memerah dan kedua kakinya diangkat ke perut karena kesakitan.


Cara Mengatasi Kolik Pada si Kecil


Karena bayi kolik bisa menyebabkan rewel yang berkepanjangan, juga dampak stres bagi ibu yang mendampingi si kecil, jangan biarkan bayi rewel berkepanjangan ya. Sebab selain membuat bayi tidak nyaman, ibu stres,  bayi dengan kolik yang tidak didiagnosa dan diterapi ternyata memiliki dampak jangka panjang, misalnya berisiko lebih tinggi terkena ADHD atau kesulitan berkonsentrasi, nyeri pada perut, dermatitis atopik, alergi, rhinitis, maupun asma. Hal ini yang disebut dalam dunia kesehatan sebagai gut brain axis, secara sederhana diartikan ada hubungan dua arah antara saluran pencernaan (gut) dengan otak manusia (brain).

Saya memiliki cara untuk mengatasi si kecil yang mungkin bisa Moms jadikan rekomendasi jika si kecil mengalami kolik, semoga membantu ya:

Gendong bayi selama dia menangis. Jangan lupa tenangkan dengan ucapan "Ssstt" atau kata-kata lain yang lembut. Bisa juga ditambah sentuhan tangan di tubuh bayi agar bayi merasa tenang dan terlindungi.

Perbaiki posisi menyusui. Jujur, aku juga baru bisa menyusui dengan baik setelah beberapa pekan sang bayi lahir. Pastikan posisi pelekatan sudah pas dan bayi berada pada posisi yang nyaman. Setelah menyusu, bantu bayi agar lebih mudah bersendawa. Caranya bisa dengan menepuk punggungnya sambil digendong di bahu atau menepuk punggung sambil mendudukkan bayi.

Ubah pola makan sang ibu. Cara ini memang susah-susah gampang tapi bisa dicoba demi kesehatan bayi. Ibu menyusui disarankan untuk menghindari makanan pemicu alergen. Misalnya susu, telur, kacang-kacangan, atau gandum. Ibu menyusui juga disarankan menghindari makanan yang mengandung gas (brokoli, dll) dan kafein (kopi).

Beri suplemen probiotik yang tepat seperti Interlac.

Biogaia Interlac
Packaging Interlac 

Mengapa Interlac Membantu Atasi Kolik Si Kecil?

Salah satu solusi praktis untuk mengatasi kolik yaitu mengonsumsi probiotik. Zat probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan alami bakteri baik pada saluran pencernaan untuk mengobati kolik. Nah, aku merekomendasikan Interlac sebagai produk probiotik yang aman untuk anak. Karena Interlac dengan kandungan Lactobacillus reuteri DSM 17938 adalah satu-satunya solusi yang teruji klinis dan direkomendasi sebagai terapi dan pencegahan kolik dengan efikasi dan keamanan yang terbukti.

Dari hasil studynya, Interlac dapat menurunkan waktu menangis pada bayi hingga 74% setelah 1 minggu pemakaian bahkan hasilnya sudah nampak dari mulai 1 hari pemakaian, dan tingkat keberhasilan penurunan durasi menangis bayi yang diterapi dengan Interlac itu 95%.  Selain itu, Interlac juga dapat mengurangi gas dan meningkatkan pola gerakan usus. Maka pemberian asupan probiotik sejak dini menjadi langkah penting dalam memelihara kesehatan bayi.

Ibu yang sering membersamai anaknya kolik berpeluang lebih besar mengalami stres. Akibatnya produksi ASI jadi tidak lancar. Jika mengonsumsi Interlac, ASI cenderung lebih lancar.  untuk orang tua yang tidak kalah penting, kualitas hidupnya jadi lebih meningkat seiring dengan berkurangnya kolik pada si kecil, hal ini dibuktikan dari uji klinis.

Jadi Interlac ini aman dan solusi banget buat anak kolik, yaa. Bisa dikonsumsi setiap hari oleh bayi baru lahir hingga orang dewasa. Cara minumnya juga mudah. Cukup berikan 5 tetes 1x per hari. Interlac dapat dibeli secara offline di baby shop, modern supermarket (guardian, watsons, boots,dll), dan Apotek terpercaya. Secara online di Interbat Official Store Shopee, Tokopedia,dll.

Interlac Probiotik
Interlac Probiotik 

Yuk, bersama Interlac dukung Interlac mendukung terbentuknya generasi emas, dimana Golden period of intervention itu dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan yang menentukan kesehatan dan perkembangan otak anak di masa mendatang, maka tidak hanya nutrisi yang diperhatikan tapi juga suplementasi bakteri baiknya memiliki peranan yang sama pentingnya.
Latifah Kusuma
Challenger. Pribadi yang senang berpetualang, baik online maupun di real life. Lebih suka bekerja di lapangan. Bisa disapa melalui instagram dan twitter @latifahkusuma7

Related Posts

Posting Komentar